IMPLIKASI TEORI BELAJAR TERHADAP EVALUASI PENDIDIKAN Teori Behaviorisme Implikasi teori ini dalam pembelajaran tergantung tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.Teori ini sangat sesuai untuk pengetahuan yang bersifat obyektif, pasti, tetap, tidak berubah.
Dalam hal ini pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar Menurut teori behaviorisme apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa saja yang dihasilkan siswa (respons) semua harus bisa diamati, diukur, dan tidak boleh hanya implisit (tersirat).
Faktor lain yang juga penting adalah faktor penguat (reinforcement). Penguat adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambah (positive reinforcement) maka respons akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) responspun akan tetap dikuatkan.. Misalnya bila seorang anak bertambah giat belajar apabila uang sakunya ditambah maka penambahan uang saku ini disebut sebagai positive reinforcement. Sebaliknya jika uang saku anak itu dikurangi dan pengurangan ini membuat ia makin giat belajar, maka pengurangan ini disebut negative reinforcement.
Konsep evaluasi pendidikan sudah sangat jelas dalam teori ini yaitu melalui pengukuran, pengamatan. Sebab seseorang dikatakan belajar bila telah mengalami perubahan perilaku. Akan tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua hasil belajar bisa diamati dan diukur, paling tidak dalam tempo seketika. Semua aspek materi juga tidak bisa diukur dengan teori ini. Evaluasi dilakukan untuk menilai hasil akhir dari penggunaan teori ini yaitu perubahan perilaku.
Teori Kognitivisme Implikasi teori kognitivisme dalam kegiatan pembelajaran lebih memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Selain itu, peran siswa sangat diharapkan untuk berinisiatif dan terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Teori ini juga memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan per- kembangan. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu – individu ke dalam bentuk kelompok – kelompok kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal.
Teori ini juga mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran gagasan – gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi. Implikasi dalam konsep evaluasi bahwa evaluasi dilakukan selama proses belajar bukan hanya semata dinilai dari hasil belajar.
Jadi, teori ini menitikberatkan pada proses daripada hasil yang dicapai oleh siswa. Bagi para penganut aliran kognitifisme, pembelajaran dipandang sebagai upaya memberikan bantuan kepada siswa untuk memperoleh informasi atau pengetahuan baru melalui proses discovery dan internalisasi.
Agar discovery dan internalisasi dapat berlangsung secara benar maka perlu diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran yang perlu sebagai berikut:
• Setiap siswa perlu dimotivasi oleh guru agar merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan, dan bukan sebaliknya sebagai beban
• Pembelajaran hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkrit ke hal-hal yang abstrak. • Setiap usaha mengkonseptualisasikan matari pembelajaran hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan siswa belajar.
• Pembelajaran hendaknya dirancang sesuai dengan pengalaman belajar siswa dengan memperhatikan tahap-tahap perkembangannya.
• Materi pelajaran hendaknya dirancang dengan memperhatikan sequencing penyajian secara logis.
A. Konsep Teori belajar Humanistik
Konsep teori belajar Humanistik yaitu proses memanusiakan manusia, dimana seorang individu diharapkan dapat mengaktualisasikan diri artinya manusia dapat menggali kemampuannya sendiri untuk diterapkan dalam lingkungan. Proses belajar Humanistik memusatkan perhatian kepada diri peserta didik sehingga menitikberatkan kepada kebebasan individu.
Teori Humanistik menekankan kognitif dan afektif memengaruhi proses. Kognitif adalah aspek penguasaan ilmu pengetahuan sedangkan afektif adalah aspek sikap yang keduanya perlu dikembangkan dalam membangun individu. Belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Hal yang penting lagi pada proses pembelajaran Humanisme harus adanya motivasi yang diberikan agar peserta didik dapat terus menjalani pembelajaran dengan baik. Motivasi dapat berasal dari dalam yaitu berasal dari diri sendiri, maupun dari guru sebagai fasilitator.
B. Karakteristik Teori Humanistik (Suprayogi, 2005) -
Mementingkan manusia sebagai pribadi. - Mementingkan kebulatan pribadi. - Mementingkan peranan kognitif dan afektif. - Mengutamakan terjadinya aktualisasi diri dan self concept. - Mementingkan persepsual subjektif yang dimiliki tiap individu. - Mementingkan kemampuan menentukan bentuk tingkah laku sendiri. - Mengutamakan insight (pengetahuan/pemahaman).
C. Prinsip teori Humanistik
a. Manusia memiliki kemampuan alami untuk belajar.
b. Belajar menjadi signifikan apabila apa yang dipelajari memiliki relevansi dengan keperluan mereka.
c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
d. Tugas belajar dapat lebih diterima dan diasimilasikan apabila ancaman dari luar itu semakin kecil. e. Bila ancaman itu rendah terdapat pengalaman siswa dalam memperoleh cara. f. Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya.
g. Belajar lancar jia siswa dilibatkan dalam proses belajar.
h. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam.
i. Kepercayaan pada diri siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri.
j. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
b. Belajar menjadi signifikan apabila apa yang dipelajari memiliki relevansi dengan keperluan mereka.
c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
d. Tugas belajar dapat lebih diterima dan diasimilasikan apabila ancaman dari luar itu semakin kecil. e. Bila ancaman itu rendah terdapat pengalaman siswa dalam memperoleh cara. f. Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya.
g. Belajar lancar jia siswa dilibatkan dalam proses belajar.
h. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam.
i. Kepercayaan pada diri siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri.
j. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
D. Implementasi terhadap Pembelajaran
Dalam teori Humanistik Guru bertindak sebagai Fasilitator, sehingga disini guru mempunyai banyak tugas diantaranya :
a. memberi perhatian dan motivasi
b. membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum
c. Memahami karakteristik siswa
d. mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar
e. Dapat menyesuaikan dirinya bersama siswanya
f. Berbaur dengan siswanya, berkomunikasi dengan sangat baik bersama siswanya
g. Dapat memahami dirinya dan tentunya agar dapat memahami siswanya
h. Dalam penerapan teori belajar humanistik proses lebih diutamakan daripada hasil, dimana proses dari penerapan teori belajar humanistik antara lain :
i. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
j. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif. k. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
l. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri. E.
Tokoh-tokoh teori humanistik
1. Abraham Maslow Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal : (1) suatu usaha yang positif untuk berkembang. (2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Berkaitan dengan pendapat tersebut Maslow mengemukakan adanya 5 tingkatan kunci kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Karena sesungguhnya dalam teori humanistik ini sangat diperlukannya motivasi. 5 tingkatan tersebut antara lain :
2. Carl Sam Rogers Carl Sam Rogers mengemukakan Kebutuhan individu ada 4 yaitu : (1) pemeliharaan, (2) peningkatan diri, (3) penghargaan positif (positive regard) dan (4) Penghargaan diri yang positif (positive self-regard). Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.
3. Arthur Combs Arthur mengemukakan bahwa Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Untuk mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana dunia ini dilihat dari sudut pandangnya. Pernyataan ini adalah salah satu dari pandangan humanistik mengenai perasaan, persepsi, kepercayaan, dan tujuan tingkah laku inner (dari dalam) yang membuat orang berbeda dengan orang lain. untuk mengerti orang lain, yang terpentng adalah melihat dunia sebagai yang dia lihat, dan untuk menentukan bagaimana orang berpikir, merasa tentang dia atau dunianya F.
Kelebihan dan kekurangan Teori Humanistik Kelebihan :
a) Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial. b) Siswa merasa senang, berinisiatif dalam belajar.
c) Guru menerima siswa apa adanya,memahami jalan pikiran siswa.
d) Siswa mempunyai banyak pengalaman yang berarti.
e) Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah. f) Indikator dari keberhasilan aplikasi ini ialah siswa merasa senang dan bergairah.
g) Terjadinya perubahan pola pikir.
h) Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara tanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang-orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku.
i) Siswa dituntut untuk berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisai diri dengan sebaik-baiknya.
Kekurangan :
a) Bersifat individual.
b) Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan lingkungan yang mendukung.
c) Sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis.
d) Peserta didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.
e) Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.
f) Siswa tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar.
g) Peran guru dalam proses pembentukan dan pendewasaan kepribadian siswa menjadi berkurang.
h) Keberhasilan proses belajar lebih banyak ditentukan oleh siswa itu sendiri.
TEORI BELAJAR HUMANISTIK Munculnya teori belajar humanistik tidak dapat dilepaskan dari gerakan pendidikan humanistik yang memfokuskan diri pada hasil afektif,belajar tentang bagaimana belajar dan belajar untuk meningkatkan kreativitas dan potensi manusia. Pendekatan humanistik ini sendiri muncul sebagai bentuk ketidaksetujuan pada dua pandangan sebelumnya, yaitu pandangan psikoanalisis dan behavioristik dalam menjelaskan tingkah laku manusia. Ketidaksetujuan ini berdasarkan anggapan bahwa pandangan psikoanalisis terlalu menunjukkan pesimisme suram serta keputusasaan sedangkan pandangan behavioristik dianggap terlalu kaku (mekanistik), pasif, statis dan penurut dalam menggambarkan manusia.
السلام عليكم
BalasHapusMaaf pak sebelumnya, lantas bagaimana kita sebagai seorang muslim mengaitkan teori humanistik dengan pendidikan islam itu sendiri pak ?
Terima kasih..
pada intinya teori teori pembelajaran tidak ada yang tanpa kekurangan atau kelmahan. namun kita sebagai guru harus mampu memahami karakter siswa mampu memaham bragam teori belajar, untuk bekal kita memndidik siswa dalam praktek di kelasa, di alapangan kita sebagai grur harus pandai memeilah dan memadukan bergam teori inii. sisi baik dari humanitik aalah membangun kreatifitas siswa dan menggali potensi diri dirinya semaksimal mungkin. namun untuk tidak menjadi individu, kita. arahkan dalm prose belajaranya dengan teori lain agar bisa bekerja sama dengan sisw lain. akhirnya semua metode terpulang kepada kita sebagai guru. untuk bisa meramu, memamdu. ajaran islamadalh etap menjadi fondasi perkat yang kuat... karena kalung mutiara teliaht indah dan bisa disebut kalung itu terdiri dari butiran butiran yang di ikat oleh benang.... itulah konsep islam mengikatkan yang terceracari menadi satu indah dan bernilai guna. wasalm
BalasHapussebagai muslim terkait teori ini tentu saja kita pda dasarnya tetap mendasarkan pedidikan yang bernuansa kasih sayang rahmatan lil alami.
Dalam petikan sebuah hadits dikatakan bahwa, كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ yang artinya, "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah."
BalasHapusPengertian fithrah menurut Imam al-Ghazali, adalah potensi dasar yang dimiliki manusia sejak lahir.
Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa, fithrah terbagi atas dua bagian:
1. Fithrah Munaazalah, yaitu fithrah dari luar berupa al-Quran dan Sunnah yang digunakan sebagai petunjuk dan pembimbing pitensi dasar manusia
2. Fithrah Ghaarizah, yaitu fithrah inheren untuk mengaktualisasi diri manusia.
Islam adalah agama agung yang sesuai dengan fithrah manusia. Maka konsep humanistik dapat diimplementasikan dengan berlandaskan pada nilai-nilai keislaman. Terima kasih.
سبحان الله
BalasHapusTerima kasih pak atas ilmunya semoga menjadi motivasi khususnya bagi pribadi untuk lebih menginovasi berbagai teori dengan landasan islam sebagai dasar kuat.
بارك الله لك
Assalamualaikum Wr Wb Menurut saya teori ini penting Teori ini lebih menekankan pada diri siswa dalam penyusun pengetahuan yang ingin diperoleh oleh siswa tersebut. Teori ini memberikan keaktifan terhadap siswa untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlakukan guna menggembangkan dirinya sendiri. Terimakasih atas ilmunya semoga bermanfaat besar amiin
BalasHapusSekian dan terima kasih
wassalam.
Assalam...
BalasHapusSaya sangat setuju dengan teori ini, karena teori sangatlah penting bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualitas secara presentatif dan kualitatif dan dapat diaplikasikan secara kontinu (berkesinambungan) sesuai dengan Undang-Undang No. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Demikian..., terima kasih. Wassalam... Yanti (PGRA-B) STAIS Garut