TEORI-TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Learning is the act of acquiring new, or modifying and reinforcing, existing knowledge, behaviors, skills, values, or preferences and may involve synthesizing different types of information. It does not happen all at once, but builds upon kand is shaped by previous knowledge. To that end, learning may be viewed as a process, rather than a collection of factual and procedural knowledge. Belajar adalah kegiatan memperoleh sesuatu hal yang baru, memodifikasi atau menguatkan, pengetahuan yang sudah ada, tingkah laku, kecakapan, nilai-nilai kebiasaan dan bisa saja melibatkan pengolahan beragam informasi yang berbeda.
Kesimpualnnya belajar bisa diihat sebagai suatu proces ketimbang suatu pengumpulan fakta dan pengetahuan prosedural.
Untuk lebih memperluas wawasan tentang belajar dikutip beberapa definisi tentang belajar;
1. Belajar adalah pengkonstruksian penge-tahuan oleh indvidu-individu sebagai pem- berian makna atas data sensori dalam hubungannya dengan pengetahuan sebelumnya (Shymansky & Kyle, 1992)
2. Howard L. Kingskey (1990) mendefinisikan belajar sebagai proses tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
3. Herbart (2004) belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalaman yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hapalan.
4. Belajar adalah pembentukan makna secara aktif oleh pemelajar dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya dan masukan- masukan data sensori baru serta pembuatan hubungan-hubungan dalam pembentukan makna (Tasker, 1992).
5. Belajar adalah proses pembentukan pengertian terhadap pengalaman-pengalaman baru dalam hubungannya dengan pengetahuan sebelumnya (Tobin, 1990).
6. Djamarah (1999) mengungkapkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
7. James O. Whittaker (dalam Djamarah, 1999); belajar adalah proses yang mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
8. Winkel (2008) menyatakan bahwa belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap.
9. Cronchbach (1991) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
10. Hakim (2005) “belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan”.
11. Slameto (2003) menyatakan “belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
12. Robert M. Gagne dalam buku “The Conditioning of Learning” mengemukakan bahwa; Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a growth. 13. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.
14. Lester D. Crow and Alice Crow (dalam Makmun, 2003) mendefinisikan learning is acuquisition of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.
15. Witherington (1952) menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. 16. Crow & Crow (1958) mengemukakan bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru.
17. Vesta dan Thompson (1970); belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.
18. Galloway mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
19. Mouly (dalam Sudrajat, 2008) mengatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman.
20. W. Gulo (2002) mendefinisikan belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. (http://carapedia.com/pengertian_definisi_pembelajaran_menurut_para_ahli_info507. html):
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari penakut menjadi berani, dari pemalu menjadi pemberani, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu.
Belajar tidak hanya sekedar mentransfer pengetahuan atau informasi dari guru ke siswa, namun dalam kondisi seluruhnya bisa terjadi sebaliknya. Lebih jauh belajara harus dipandang sebagai seuatu proses bagaimana melibatkan setiap individu yang berbeda untu secara aktif terlibat, serta hasil belajar yang diterimanya menjadi pengalamaan yang bermanfaat dalam kehidupannya.
- Crow mendefinisikan pembelajaran sebagai pemerolehan tabiat, pengetahuan dan sikap.
- Menurut Knowles, pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
- Menurut Slavin, pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman.
- Menurut Woolfolk, pembelajaran berlaku apabila sesuatu pengalaman secara relatifnya menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku.
- Rahil Mahyuddin menyatakan bahwa pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek.
- Achjar Chalil, mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
- Corey mengatakan pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus.
- Kimble mendefinisikan pembelajaran merupakan perubahan kekal secara relatif dalam keupayaan kelakuan akibat latihan yang diperkukuh.
- Munif Chatib menyatakan pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.
- Sudrajat (2008) menyatakan pembelajaran adalah upaya guru untuk mengubah tingkah laku siswa.
Hal ini disebabkan karena pembelajaran adalah upaya guru untuk supaya siswa mau belajar. Learning theories are conceptual frameworks describing how information is absorbed, processed, and retained during learning. Cognitive, emotional, and environmental influences, as well as prior experience, all play a part in how understanding, or a world view, is acquired or changed and knowledge and skills retained.[Wikipedia)
Teori belajar adalah suatu teori tentang bagaimana tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
Perkembangan teori belajar secara bertahap mengubah paradigma tentang bagaimana seharusnya guru dan peserta didik belajar. Berawal dari eksperimen Ivan Pavlov (1849 – 1936) dengan air liur anjing yang diberi stimulus. Kemudian, Jean Piaget (1896-1980) tentang perkembangan kemampuan kognitif manusia.
Kemudian Lev Vygotsky (1896–1936) menegmbangkan perkembangan kognitif bahasa anak dalam konteks historis, kultural, dan sosial dimana anak hidup. Teori Behaviorisme Pandangan teori behaviorisme berdasarkan pada hubungan stimulus-respon (S-R). Proses yang menunjukkan hubungan yang terus-menerus antara respons yang muncul serta rangsangan yang diberikan dinamakan suatu proses belajar. Beharioristik bersumber dari pandangan John Locke mengenai jiwa anak yang baru lahir, ialah jiwanya yang paling kosong, seperti meja lilin putih bersih yang disebut tabularasa. Teori belajar behaviorisme ini dikenalkan oleh Gage dan Berliner yang berisi tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behaviorisme adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat. Beberapa prinsip dalam teori belajar behaviorisme, meliputi: 1. Reinforcement and Punishment; 2. Primary and Secondary Reinforcement; 3. Schedules of Reinforcement; 4. Contingency Management; 5. Stimulus Control in Operant Learning; 6. The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984). Behaviorisme adalah bahwa proses pembelajaran lebih menekankan pada proses pemberian stimulus (rangsangan) dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa. Inti pembelajaran dalam pandangan behaviorisme terletak pada stimulus respon (S-R). Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000).
Tujuan pembelajaran behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas “mimetic”, yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Proses pembelajaran harus mengikuti aturan dan urutan kurikulum secara baku, aktivitas belajar mengacu pada pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.
Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik
a) Obyek psikologi adalah tingkah laku. b) Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek. c) Mementingkan pembentukan kebiasaan. d) Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri. e) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus dihindari. Analisis Tentang Teori
Behaviorisme Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang pebelajar dalam berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 1997).
Pandangan teori behaviorisme telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behaviorisme. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner. Teori behaviorisme banyak dikritik karena seringkali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau belajar yang dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon.
Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon. Pandangan behaviorisme juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi pebelajar, walaupun mereka memiliki pengalaman penguatan yang sama. Pandangan ini tidak dapat menjelaskan mengapa dua anak yang mempunyai kemampuan dan pengalaman penguatan yang relatif sama, ternyata perilakunya terhadap suatu pelajaran berbeda, juga dalam memilih tugas sangat berbeda tingkat kesulitannya. Pandangan behaviorisme hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati.
Teori behaviorisme juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak faktor yang memengaruhi proses belajar, proses belajar tidak sekedar pembentukan atau shaping. Jadi tingkah laku manusia itu dapat dimanipulasi, serta dapat dikontrol atau dikendalikan, bahkan cara mengendalikan tingkah laku manusia dengan mengontrol pasangan-pasangan yang ada dilingkungannya. Tingkah laku manusia mempunyai hukum-hukum yang berlaku dalam hukum-hukum dalam geejala alam, umpamanya hukum sebab akibat.
Metode-metode kealaman dapat dipakai dalam tingkah laku manusia, sehingga sifat hubungannya sangat mekanistis. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi atas dasar paradigma slimulus-respons yaitu suatu proses yang memberikan respon tertentu terhadap rangsangan yang datang dari luar.
Ada empat unsur utama dalam proses stimulus-respons, yaitu : 1. Unsur dorongan atau drive, yaitu kebutuhan akan sesuatu 2. Rangsangan atau stimulus 3. Reaksi atau respons 4. Penguatan atau reinforcement
Kelemahan Teori Behavioristik a) Hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati b) Kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pemelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri c) Pebelajar berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produkti d) Pebelajar atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat e) Kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pebelajar
Kelebihan Teori Behavioristik Sesuai untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan praktik dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, refle Tokoh-tokoh aliran behaviorisme di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behaviorisme dan analisis serta peranannya dalam pembelajaran. a) Edward LeeThorndike a. Thorndike Menurut Thorndike (Hamzah Uno, 7:2006) belajar adalah proses interaksi antara stimulu dan respon. Menurut Thorndike perubahan tingkah laku bisa berwujud sesuatu yang dapat diamati atau yang tidak dapat diamati. Connectionism ( S-R Bond) adalah hukum belajar yang dihasilkan oleh Thorndike yang melakukan eksperimen yang terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya: Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons. 1. Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. 2. Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.
Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan teori koneksionisme (Slavin, 2000). Ada tiga hukum belajar yang utama, menurut Thorndike yakni: (1) hukum efek; (2) hukum latihan dan (3) hukum kesiapan (Bell, Gredler, 1991).
Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon b) John Watson Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. c) Teori Belajar Menurut Clark Hull Semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup.
Dorongan belajar (stimulus) dianggap sebagai sebuah kebutuhan biologis agar organisme mampu bertahan hidup. Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup.
Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis (Bell, Gredler, 1991). d) Burrhus Frederic Skinner (Operant Conditioning) Teori Belajar Menurut Skinner Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya.
Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan memengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya memengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000).
Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behaviorisme memang tidak menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan pembelajaran. Namun apa yang mereka sebut dengan penguat negatif (negative reinforcement) cenderung membatasi pebelajar untuk berpikir dan berimajinasi. Menurut skinner bahwa tingkah laku tidak hanya respon dari stimulus, tetapi suatu tindakan yang sengaja atau disebut operant. Operant dipengaruhi oleh apa yang sesudahnya.
Operant conditioning atau operant learning melibatkan pengendalian konseksuensi. Tingkah laku merupakan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang pada situasi tertentu. Tingkah laku terletak diantara dua pengaruh yaitu pengaruh yang mendahuluinnya (antecedent) dan pengaruh yang mengikutinya (konsekuen). Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Prinsip belajar Skinner antara lain : a) Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat. b) Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. c) Materi pelajaran digunakan sistem modul. d) Dalam proses pembelajaran tidak digunakan hukuman. e) Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer. e. Kolb memaparkan
6 ciri khas experiential learning:
1. Belajar paling baik dipandang sebagai suatu proses, bukan sebagai hasil belajar (outcomes). 2. Belajar adalah suatu proses berkesinambungan berdasarkan pengalaman. 3. Belajar menuntut resolusi konflik antara dua cara adaptasi terhadap dunia yang bertentangan secara dialektik (diperdebatkan). 4. Belajar adalah suatu proses holistik adaptasi terhadap dunia. 5. Belajar melibatkan transaksi antara pribadi dan lingkungan. 6. Belajar adalah suatu proses menciptakan pengetahuan, yang merupakan hasil transaksi antara pengetahuan sosial dan pengetahuan personal.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus- responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Proses yang terjadi antara stimulus dan respons tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respons, oleh karena itu, apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respons) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Gambar kerucut pengalaman Teori Gagne Robert Gagne Ada beberapa hal yang melandasi pandangan Gagne tentang belajar, menurutnya belajar bukan merupakan proses tunggal melainkan proses luas yang dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku, dimana tingkah laku itu merupakan proses komulatif dari belajar.
Artinya banyak keterampilan yang dipelajari memberikan sumbangan bagi belajar keterampilan yang lebih rumit. Menurut Gagne belajar memberi kontribusi terhadap adaptasi yang diperlukan untuk mengembangkan proses yang logis, sehingga perkembangan tingkah laku (behavior) adalah hasil dari efek belajar yang kumulatif (Gagne, 1968). Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa belajar itu bukan proses tunggal.
Belajar menurut Gagne tidak dapat didefinisikan dengan mudah, karena belajar bersifat kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar, orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut berasal dari (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan; dan (2) proses kognitif yang dilakukan siswa. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru. Juga dikemukakan bahwa belajar merupakan faktor yang luas yang dibentuk oleh pertumbuhan, perkembangan tingkah laku merupakan hasil dari aspek kumulatif belajar. Berdasarkan pandangan ini Gagne mendefinisikan pengertian belajar secara formal bahwa belajar adalah perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia yang berlangsung selama satu masa waktu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan. Perubahan itu berbentuk perubahan tingkah laku.
Hal itu dapat diketahui dengan jalan membandingkan tingkah laku sebelum belajar dan tingkah laku yang diperoleh setelah belajar. Perubahan tingkah laku dapat berbentuk perubahan kapabilitas jenis kerja atau perubahan sikap, minat atau nilai. Perubahan itu harus dapat bertahan selama periode waktu dan dapat dibedakan dengan perubahan karena pertumbuhan, missalnya perubahan tinggi badan atau perkembangan otot dan lain-lain. Teori Kognitivisme Teori belajar kognitif berasal dari pandangan Kurt Lewin (1890-1947), seorang Jerman yang kemudian beremigrasi ke Amerika Serikat. Intisari dari teori belajar konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan (discovery) dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang. Individu yang sedang belajar dipandang sebagai orang yang secara konstan memberikan informasi baru untuk dikonfirmasikan dengan prinsip yang telah dimiliki, kemudian merevisi prinsip tersebut apabila sudah tidak sesuai dengan informasi yang baru diperoleh. Agar siswa mampu melakukan kegiatan belajar, maka ia harus melibatkan diri secara aktif.
It's good, Sir!
BalasHapusSetiap Teori-teori belajar dan pembelajaran pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Yang paling penting, bagaimana kita selaku seorang pendidik bisa memanfaatkan teori belajar dan pembelajaran tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan maksimal.
Tentu juga teh ema..dengan adanya teori-teori belajar pembelajaran proses belajar pun terarah dan bagi mahasiswa yg belum mengajar bisa mempersiapkan strategi untuk memahami bagaimana siswa belajar,mewujudkan pembelajaran yang lebih efektif,efisien dan lain halnya untuk mencapai kesuksesan belajar siswa.
BalasHapusya terima kasih pak atas postingannya,, dengan demikian setelah membacanya,, semoga saja kedepannya saya dan kawan-kawan bisa mengaplikasikan teori-teori pembelajaran yang sesuai dan tepat berdasarkan situasi dan kondisi nantinya di lapangan.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusiya bagus pak
BalasHapusSubhanalloh...ternyata begitu luasnya ilmu Allah, terima kasih atas ilmunya semoga menjadikan dunia pendidikan kita lebih berkilau demi terwujudnya cita-cita bangsa.
BalasHapusDengan model pembelajaran yang begitu bervariatif menambah kemudahan penerapan ilmu pada peserta didik dan pendidiknyapun menjadi guru propesional.
Maju terus pendidikan Indonesia, masih banyak hal yang perlu kita gali tentang bagaimana belajar yang sesuai syariat Islam, sehingga ilmu yang didapat menjadi berkah dan membimbing kita menuju Ridho Alloh SWT...
Barokallohufiik...Bp. Drs.Tedy Sutandy, M.Pd
alhamdulilah pa Eful. semua ilmu dan pengetahuan pada hakekaktnya adalah salah satu cara untuk kita lebih mendekatkan diri pada sang khaliq untuk mencari ridha dan magfirahnya,
Hapusamiiin
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusTerimakasih pak atas ilmunya dengan adanya teori-teori pembelajaran ini sya mampu mengaplikasikan teori-teori belajar ini dengan beragam...untuk memacu peserta didik lebih giat belajar lagi..
BalasHapusTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
BalasHapusTeori belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Teori behavioristik dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting unuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment).
Kelebihan dan Kekurangan
- Kelebihan:
1). Sangat cocok diterapkan kepada siswa atau anak yang masih membutuhkan dominasi orang tua
2). Pembelajaran dapat mudah diarahkan dan diganti dengan stimulus-stimulus yang diinginkan
3). Pembelajaran mempunyai orientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
- Kelemahan:
1). Menyebabkan proses pembelajaran yang tidak menyenangkan dan pendidik terkesan menjadi bersifat otoriter kepada siswa
2). Pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga pemikiran siswa tidak bisa berkembang secara lebih kreatif
3). Pemberian hukuman dianggap menjadi pilihan yang paling efektif untuk menertibkan siswa.
Kaum behavioristik menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku di mana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang pelajar dalam berperilaku. Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun, teori behavioristik banyak dikritik karena seringkali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau belajar yang dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon. Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi pelajar, walaupun mereka memiliki pengalaman penguatan yang sama.
http://www.youtube.com/c/ivanfaturohmanCleayVan
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusProses pendidikan dapat dibilang long life dimana proses pendidikan ialah proses yang akan berlanjut sampai kapanpun kita hidup, selama proses pendidikan berlangsung di tiap-tiap jaman akan mengalami perubahan tergantung kebutuhan manusia termasuk teori pemebelajarannya. ada beberapa teori pembelajaran yang hingga kini kita kenal yaitu teori behavioristik, kognitif, humanistik, serta kontruktivistik. Bila kita kuak manfaat dari setiap teori tersebut ada banyak manfaat yang akan seorang guru peroleh dari teori teori tersebut meskipun dari setiap teori itu memiliki kekurangan serta kelebihannya masing-masing. Diantara manfaat nya ialah Sebagai pedoman/landasan bagi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran, Membantu guru memahami bagaimana siswa belajar, Membantu guru untuk mewujudkan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, Membantu guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran, Menjadi panduan guru dalam mengelola kelas, Membantu guru membangun karakter pada diri siswa, Membantu guru memberikan dukungan dan bantuan pada siswa agar siswa dapat mencapai prestasi optimal dan kesuksesan belajar dll. Setiap guru harus memahami teori yang pas untuk setiap anak didiknya,Masing-masing guru menerapkan teori bahasa tertentu yang dirasa cocok bagi diri dan situasi kelas yang diajarnya dan hal ini mempermudah guru untuk menciptakan model pembelajaran baru yang menghindarkan siswa dari kejenuhan dan mempermudah siswa dalam belajar atau memperoleh bahasa mengingat tidak semua siswa dapat menyerap teori yang sama dalam hal pemerolehan bahasa. Dan seperti yang telah bapak ajarkan bahwa semua ilmu dan pengetahuan pada hakekaktnya adalah salah satu dari cara kita lebih mendekatkan diri pada sang pencipta untuk mencari ridha dan magfirahnya.semoga kita semua dapat mendapat ridho dan magfirahNya Aamiin . terimakasih Bpk DR. Teddy Sutandy k. M.Pd.
BalasHapusAssalamualaikum Pak ,setelah saya baca postnya pendapat saya tentang salah satu Teori yaitu Teori Behavioristik ada kelemahan dan kekurangan Teori Behavioristik diantaranya
BalasHapusKelemahanya yaitu Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur,Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif,Siswa ( tori skinner ) baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata – kata kasar , ejekan , jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa,tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon.
tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya, sementara Kelebihannya dengan teori ini diantaranya yaitu Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan,Mampu mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif,membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk bisa bebas berkreasi dan berimajinasi.Semoga Artikel pembelajaran yang ditulis oleh bapak bermanfaat bagi semua orang yang membacanya, terimakasih wassalam.
Setelah membaca artikel bapak, saya mendapat pencerahan tentang teori-teori pembelajaran. Karena saya sebagai calon orang tua dari anak-anak sya merasa perlu untuk mengetahui teori2 yang cocok untuk diterapkan kepada anak saya kelak. Menurut saya bukan hanya seorang guru saja yang harus tau tentang teori-teori pembelajaran, namun orang tua yang berperan dalam mendidik anaknya sejak dini harus juga mengetahui tentang teori-teori pembeljaran agar tidak salah kaprah dalam mendidik anaknya. Sehingga dikemudian hari anaknya dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
BalasHapusTerima Kasih
Jangan lupa klik link ini
http://www.youtube.com/c/ivanfaturohmanCleayVan
Kata Pendidikan berdasarkan KBI berasal dari kata ‘didik’ dan kemudian mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik.
BalasHapusKata Pendidikan Juga berasal dari Bahasa yunani kuno yaitu dari kata “ Pedagogi “ kata dasarnya “ Paid “ yang berartikan “ Anak “ dan Juga “ kata Ogogos “ artinya “ membimbing ”. dari beberapa kata tersebut maka kita simpulkan kata pedagos dalam bahasa yunani adalah Ilmu yang mempelajari tentang seni mendidik Anak .
Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur pendidikan itu sendiri.
Beliau telah menjelaskan tentang pengertian pendidikan sebagai berikut :
“ Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.” Ki Hajar Dewantara.
mengarah pada Kata “ Pendidik ” itu sendiri para ahli juga membagi beberapa kategori orang yang berperan pada dunia pendidikan sebagai berikut :
Pendidik adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik. Dwi Nugroho Hidayanto, menginventarisasi bahwa pengertian pendidik meliputi: Orang Dewasa, Orang Tua, guru, Pemimpin masyarakat, pemuka atau pemimpin agama.
Berdasarkan aturan yang berlaku untuk menjadi seorang pendidik di perlukan karakter sebagai berikut :
• kematangan diri yang stabil, memahami diri sendiri, mandiri, dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan.
• kematangan sosial yang stabil, memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat, dan mempunyai kecakapan membina kerjasama dengan orang lain.
• kematangan profesional (kemampuan mendidik), yaitu menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunkan cara-cara mendidik.
Sementara di sisilain seorang pendidik yang juga sekaligus berperan sebagai guru harus bisa memberikan hal – hal yang berkaitan dengan pendidikan anak didiknya, diantara peran yang harus di jalankan seorang guru atau pendidik :
pemberi atau pengagas rencana, sebagai penginisiasi, sebagai motivator bagi anak didiknya, sebagai pengamat, pengantipasi, pengevaluasi, sebagai seorang teman sekaligus sebagai wali orang tua anak didiknya.
iya Bu Rianti selamat belajar terus belajar...dalam banyak hal pokonya menjadi seorang guru tiada kata berhenti belajar dan membaca...... selalu berapaya untuk terus lebih baikkk
HapusBelajar adalah hal yang sangat penting, untuk itu Allah memberi manusia naluri untuk belajar dan ini bisa dibuktikan ketika anak-anak asik bermain contoh kasus ucing bancak (petak umpet) untuk menentukan siapa yang jadi kucing anak anak melantunkan lagu hompimpah yang dia ciptakan bersama, yang posisi tanganya tidak sama menjadi kucing dan sikucing tidak pernah protes. sesungguhnya dia lagi belajar demokrasi, lalu menyusun pecahan genting dia lagi melatih kesabaran, mengaktifkan proses berpikir, belajar memecahkan masalah juga melidungi pecahan genting agar tidak ada yang merusaknya, sebetulnya dia lagi belajar kepemimpinan, tanggung jawab, dan lain-lain. Jadi sebetulnya dia lagi melakukan semua teori belajar cuma kita, sebagai orang tua mungkin juga seorang guru kurang menyadarinya.
BalasHapusPermainan seperti tadi bisa diadopsi oleh dunia pendidikan baik pesantren maupun sekolah pormal, contoh: anak-anak diberi tanggung jawab untuk mengisi acara pengajian orang tua jadwalnya jangan terlalu padat maksimal dua bulan sekali untuk persiapan agar lebih matang, hasilnya sungguh diluar bayangan.
Pengajian Orang Tua
Protokol
Baca Salawat
Baca Al-qur’an
Tausiyah
saya lebih condong ke arah teori kontruktivstik karena pada jaman sekarang lebih baik menggunakan teori itu apalagi kita akan memasuki jaman MEA di tahun 2020, memang kalo dilihat teori teori yang lain memang ada kelebihannya tetapi khusus untuk behavioristik tidak cocok untuk pemeblajaran modern ini karena teori tersebut merupakan teori klasikal yang lebih menekankan kepada guru tetapi dari segi kedisiplinan behavioristik lebih uggul dari teori yang lain sementara kea aktifan anak lebih condong ke kontruktivistik. sebenarnya setip guru bebas untuk menrapkan teori manapun sesuai dengan kondisi di kelas, dari hal tersebut guru harus mampu dan jeli memilah milah kondisi dimana kita harus menggunakan behavioristik ataupun kontruktivistik . tetapi kalau menurut saya pada jaman pembelajaran yang modern ini yang lebih cocok adalah kontruktivistik ataupun humanistik diamana peserta didik di berikan kesempatan seluas-luasnya untuk mencari dan menggali ilmu tanpa ada batasan yang di batasi oleh pendidik. terima kasih pak doktor atas ilmu yang telah diberikan kepada kami semoga bermanfaat bagi kita semua
BalasHapusom egi john , Agus Bray dan Kang jajang.... oke berkreasi terusss. kontruktivis ya mendorong siswa untuk menegmbangkan dirinya.
Hapusass.sense menurut saya setelah di baca dan di telaah bahwa teori yang sangat saya suka adalah teori kontruktivitas..karena teori ini yang di perlukan adalah keaktifan dan ke kreatifitasan mahasiswa kalau untuk jaman sekarang,karna teori ini juga akan mengurangi kejenuhan pelajar dalam aktifitas belajar....makasih sense.....
BalasHapusSetelah saya membaca posting bapak, ternyata menjadi seorang guru itu harus benar-benar menguasai teori belajar. Terima kasih pak atas semua ilmunya.
BalasHapusTeori belajar menurut Al-Qur’an ayat 31-33 al-Baqarah:
BalasHapusوعلم ءادم الأسماء كلها ثم عرضهم على الملائكة فقال أنبئوني بأسماء هؤلاء إن كنتم صادقين(31)قالوا سبحانك لا علم لنا إلا ما علمتنا إنك أنت العليم الحكيم(32)قال ياآدم أنبئهم بأسمائهم فلما أنبأهم بأسمائهم قال ألم أقل لكم إني أعلم غيب السموات والأرض وأعلم ما تبدون وما كنتم تكتمون(33)البقرة
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”
Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang.kamu sembunyikan.
Didalam ayat 31Surat Al-Baqarah, Alloh mengajarkan kepada Nabi Adam, kalau dihubungkan dengan teori belajar hal ini termasuk Behvioristik.agar yang tadinya tidak bisa menjadi bisa yang tadinya tidak tau menjadi tau juga perubahannya hanya ke tingkah laku bukan kesadaran, lihat Qs. Al-Baqarah 32, malaikat yang hanya diberi tahu tidak mampu menyampaikan kecuali yang di hapalnya, Qs Al-Baqarah 33; dalam teori belajar disebut kontruktvisme, Alloh memberi kebebasan kepada Nabi Adam untuk menerangkan ternyata Nabi Adam mampu menyampaikannya. Yang pasti Allah tau kelebihan Nabi Adam akan mampu mangembangkan ilmunya.
Yang belum share ilmunya diantos
BalasHapusYang belum share ilmunya diantos
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbegitu mendetailnya apa yang bapa sampaikan, memang kalau tidak ada proses belajar tidak mungkin seseorang dapat berubah,apalagi ilmu ilmu yang lainnya.Begitu banyaknya ilmu ilmu Alloh swt yang belum saya ketahui,teringat pohon pohon yang ada didunia dijadikan kalamnya dan lautan dijadikan mangsinya tentu tidak akan cukup untuk menuliskannya,ini merupakan suatu isyarat buat kita supaya selalu bersyukur,dan terusberusaha dalam meningkatkan kwalitas pendidikan.
BalasHapusSubhanalloh komentar yang menyentuh qolbu... terimakasih pa Cece R. ...
HapusSemoga kami yang membacanya memberi motivasi untuk beramal...
Blog yang sangat bagus dan menginspirasi.....
BalasHapuskhususnya bagi kami selaku calon pendidik.
terimakasih pak.....
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusوعليكم سلام
Hapusوعليكم سلام
HapusAlhamdulillah...
BalasHapuswalaiku salam Wr. wb.
BalasHapusYa saya hanya mencoba menispirasi anda semua... untuk belajar menulsi,, gemar membaca... haqqul yaqqin tak ada batasnya Ilmu Allah.
yang saya TAHU.. ,,ilmu saya adalah sepeti ketika kita celupkan telunjuk kita ke air di lautan.... basah.... itulah yang saya ketahui... dan air di samudra adalah Ilmu Allah dan hal yang tak saya ketahui.....
berjuanglah... fa aina tadhabuun....
amiiiiiin
Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran ini menyisakan pertanyaan di benak saya. Apakah teori-teori ini sudah menyentuh manusia dengan segala aspeknya secara integral (kaffah)? Selaras dengan falsafah pendidikan, yakni "Memanusiakan Manusia".
BalasHapusSebagai organisme hidup, manusia terdiri atas dua unsur, yaitu jasmani dan ruhani. Jasad manusia terdiri dari beragam organ. Ada kepala, tangan, kaki, dan sebagainya. Dan setiap organ memiliki bagian-bagian tertentu.
Pendidikan di Indonesia saat ini, sepanjang pengamatan saya, baru menyentuh manusia secara parsial. Ada yang menyentuh tangannya saja sehingga punya keahlian tertentu (pelukis misalnya), ada yang menyentuh kakinya saja (pemain bola misalnya), dan seterusnya. Dan belum menyentuh manusia yang sesungguhnya. Artinya terjadi ketidakseimbangan pendidikan. Belum lagi pendidikan yang harus masuk ke ranah ruhani manusia, dimana ruh juga memerlukan pendidikan.
Saya teringat satu bait syair Arab yang berbunyi:
أقبل على النفس فاستكمل فضائله فأنت بالروح لا بالجسم إنسان
"Perhatikanlah jiwamu dan sempurnakanlah keutamaannya
karena kemanusiaanmu ada pada ruhmu bukan pada jasadmu."
Jika seperti ini, saya punya kesimpulan bahwa manusia saat ini belum menjadi manusia seutuhnya, termasuk saya sendiri.
Terima kasih, Motivator saya, Bpk. Dr. Teddy Sutandy K, M. Pd.
terima kasih Pa Moh Kasum. Betul sekali bahwasanya pendidikan sekarang lebih menekankan aspek kognitif, seharusnya secara kaffah menyentuh sffektif atau jiwa nya peserta didik. untuk itu sebagai pendidik kita semua hrus tetap terus berupaya mengembangkan model, cara. pendekatan pengajaran, pendidikan yang bisa mengembangkan potensi anak baik secara jasmani dan ruhani.
BalasHapuspendidikan yang kafah integratif, holistik..
jadi dari sekian teori itu kita pilah dan kita ramu kembali..
belajarlah dan terus mencoba...
amiiin
tugasa dan tantanangan buat kita semua mengembangkan pendekatan pendidikan yang islami konstruktif, memanusiakan manusai dan penuh kasih sayang sehingga menebar kasih sayang di bumi ini. ammin
Hapuspak marno ya betul setiap manusia punya potensi yang harus digali dab dikembangakn. itulah salah satu tuga guru...
BalasHapusfilosofi humanisme dan konruktivisme yang dilandasi ajaran islam in sha Allah bisa menjawab tantang pendidikan dewasa ini
terima Kasih untuk semua...selamat terus berjuang membangun bangsa.
BalasHapussesuai kasitasa kita masing masing.
assalamu'alaikum.wr.wb,sebelumnya saya mohon maaf atas keterlambatan komentarnya dan saya sangat berterima kasih atas bimbingan Bapak selama ini semoga bermanfaat,tentang teori pendidikan menurut saya,karena semua nya punya kelebihan dan kekurangan maka Gurulah yang harus pandai memilih teori mana yang harus diterapkan kepada siswanya,karena kemampuan siswa itu berbeda2,sesuai dengan hadits Rosulullah saw. bahwa mengajar itu harus sesuai dengan kadar kemampuan berfikir siswa yang di hadapi,mungkin saja teori yang satu cocok diterapkan pada satu siswa tapi belum tentu cocok bagi siswa yang lain,mungkin sekian komentar dari saya,mohon maaf atas kekurangannya..wassalam.
BalasHapusSubhanalloh, pa Mochamad Kasum komentar yang menyentuh....
BalasHapusbetul dan terasa Pa... terimakasih semoga Pendidikan baik formal maupun pesatren dan lembaga pendidikan lainnya perlahan membenahi segala hal demi mewujudkan pendidikan yang memanusikan manusia...
hatur nuhun pa Dr. Tedi
hatur nuhun Pa Kasum
ASLKM
HapuspA EFUL MASIH BANYAK TEMAN TEMAN YANG BELUM SHARE TOLONG DI INGATKAN DAN DIBANTU ....
assamualaikum ,...
BalasHapusHormat saya untuk bapak,Setelah saya membaca artikel bapa menurut persepsi saya salah satu teori yang bapak kaji yaitu teori behavioristik ada kelemahan dan kelebihanya diantaranya Kekurangan
1) Pembelajaran peserta didik hanya perpusat pada guru,Peserta didik hanya mendapatkan pembelajaran berdasarkan apa yang diberikan guru. Mereka tidak diajarkan untuk berkreasi sesuai dengan perkembangannya. Peserta didik cenderung pasif dan bosan.
2) Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru,Pembelajaran seperti bisa dikatakan pembelajaran model kuno karena menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman biasanya sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan.
3) Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi,Karena menurut teori ini belajar merupakan proses pembentukan yang membawa peserta didik untuk mencapai target tertentu. Apabila teori ini diterapkan terus menerus tanpa ada cara belajar lain, maka bisa dipastikan mereka akan tertekan, tidak menyukai guru dan bahkan malas belajar.
Kelebihan
1) Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan,Dengan bimbingan yang diberikan secara terus menerus akan membuat peserta didik paham sehingga mereka bisa menerapkannya dengan baik.
2) Materi yang diberikan sangat detail,Hal ini adalah proses memasukkan stimulus yang yang dianggap tepat. Dengan banyaknya pengetahuan yang diberikan, diharapkan peserta didik memahami dan mampu mengikuti setiap pembelajarannya.
3) Membangun konsentrasi pikiran,Dalam teori ini adanya penguatan dan hukuman dirasa perlu. Penguatan ini akan membantu mengaktifkan siswa untuk memperkuat munculnya respon. Hukuman yang diberikan adalah yang sifatnya membangun sehingga peserta didik mampu berkonsentrai dengan baik.
Menurut saya itu diantaranya ,Terimakasih wassalamualaikum
Teori pembelajaran behavioristik sangat baik digunakan dalam pembelajaran karena ada stimulus dan respon yang sangat baik digunakan dalam pembelajaran.
BalasHapusTerimakasih atas ilmu yang telah Bapak berikan yang sangat bermanfaat bagi saya
Teori pembelajaran behavioristik sangat baik digunakan dalam pembelajaran karena ada stimulus dan respon yang sangat baik digunakan dalam pembelajaran.
BalasHapusTerimakasih atas ilmu yang telah Bapak berikan yang sangat bermanfaat bagi saya
Assalamualaikum pak teori-teori pembelajarannya sangat bagus namun saya sebgai guru d pesantren lebih dominan menggunakan teori konstuktivis dan humanistik.
BalasHapusmaaf pak kalau boleh saya minta saran teori mana yang lebih bagus untuk di terapkan di pesantren.
terimakasih pak
Assalamualaikum Wr Wb
BalasHapussetelah saya membaxca tautan blog bapak saya sedikit berkomentar : saya lebih ingin menerapkan tentang teori humanistik, karena teori ini lebih mengacu pada perubahan sikap atau karekter peserta didik.
BalasHapusmaaf atas kekurangannya
terimakasih
Wassalama
Assalamualaikum Wr Wb
BalasHapusmaaf pak disini saya akan sedikit berkomentar tentang teori kontruktivisme : setelah membaca tautan bolg bapak teori kontruktivisme sangat bauk digunakan untuk diterapkan di sekolah-sekolah terutama sekolah menengah pertama karena teori ini bersifat membangun jadi dengan menggunakan teori ini siswa akan tertarik untuk lebih mengali wawasannya demi membangun masa depannya nanti.
BalasHapusterima kasih
maaf bila ada kesalahan
wassalam Wr Wb
Ia terimakasih atas ilmunya pak semoga setelah saya membaca ppstingan nya saya bisa mengunakan teori-belajar dan mengajar ,,,semoga bermanfaat amiin.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTeori-teori pembelajaran sungguh sangatlah penting untuk menunjang proses pembelajaran yang sdah seharusnya berkembang dan dapat membuat peserta didik lebih semangat lagi slama proses pembelajaran juga dapat menunjang ide-ide baru bagi seorang pendidik,maka dari itu post bapak sangatlah bermanfa'at bagi sya dan bagi mereka yang jadi seorang pendidik.
BalasHapusAi NUR AENI yang di pisah penulisannya pak..
BalasHapusAssalamualikum
BalasHapusassalaamualikum
BalasHapusassalamualaikum, pak saya merasa ada rekan yang mensuport dalam menapaki kehidupan ini, dan saya bersukur melalui perkuliahan ada kesempatan dan berkenan memberikan pengarahan akademik sehingga kami merasa percaya diri ketika menyampaikan gagasan, walaupun kami sadar usia sudah diambang senja. kami merasa tersanjung dinasehati dengan orang yang layak untuk kita dengarkan. semoga mutiara yang kami peroleh menjadi amal bapak.
BalasHapusAssalamu'alaikum
BalasHapusSetelah saya membacanya saya setuju dengan teori humanistik dan konstruktifistik,karena dari ke dua teori tersebut pengajar dapat dengan mudah mengarahkan peserta didik nya mncapai suuatu pncapaian yang di harapkan
Assalamu'alaikum
BalasHapusSetelah saya membacanya saya setuju dengan teori humanistik dan konstruktifistik,karena dari ke dua teori tersebut pengajar dapat dengan mudah mengarahkan peserta didik nya mncapai suuatu pncapaian yang di harapkan
Assalamu'alaikum
BalasHapusTeori-teori pembelajaran smuanya sangatlah perlu dan penting d fahami oleh para pengajar karna dalam proses pembelajaran para pngajar dapat dengan mudah mengarahkan para peserta didik dalam mncapai hasil yang lebih baik
BalasHapusAssalamualaikum.
BalasHapusSetelah membaca artikel bapa alhamdulillah mendapatkan pandangan baru tentang teori teori pembelajaran. Karena saya seorang ibu rumah tangga yang akan memeberikan pendidikan kepada anak saya. Bagaimana teori pendidikan yang pas untuk diterapkan dirumah supaya tidak salah dalam mendidik anak.
Terimakasih
Wassalam.
Assalamualaikum jjur pak saya bingung entah kbanyakan teori atau apa yg pasti pnddikan skrang kurang kena di jiwa pserta ddik smakin bnyak teori smakin banyak pula perilaku mnyimpang,yang pasti akan brhasil teori belajar nabi lah yang akan berhasil d sesuaikan dgn fase umur sderhana tapi meyakinkan,mhon sumbang saran pa htur nhun
BalasHapusDENGAN ADANYA MODEL PEMBELAJARAN KITA HARUS MENGACU KE KURIKILUM YANG BERLAKU ,KARENA ITU ADALAH SEBAGAI TOLAK UKUR UNTUK MENTRASFERKEN ILMU KEPADA ANAK DIDIK AGAR ANAK DIDIK BELAJARNYA LEBIH BAIK LAGI
BalasHapusYANTI PGRA A
Assalamualikum .Menurut saya pendidikan di Indonesia sudah mulai berkembang , tetapi dari pihak pemeritah selalu berganti ganti kurikulum maka para pendidik akan kebingungan dalam memilih model pembelajaran yang akan di terapkn kepada siswa.
BalasHapusyanti PGRA A STAIS GARUT
Asslmkm,
BalasHapusSetelah membaca teori tentang pendidikan ternyata benar bahwa pendidikan itu sangat menentukan perilaku atau sikap seseorang dalam kehidupanya. LINA MARLINA A, PGRA A
Asslmkm,
BalasHapusSetelah membaca teori tentang pendidikan ternyata benar bahwa pendidikan itu sangat menentukan perilaku atau sikap seseorang dalam kehidupanya. LINA MARLINA A, PGRA A
Bismillah
BalasHapusالسّلام عليكم ور. وب
BalasHapusبسم الله الرّحمن الرّحيم
Setelah membaca dari beberapa pendapat tentang teori/pengertian pembelajaran saya berpendapat bahwa berhasil tidaknya seorang pendidik harus didukung oleh beberapa hal:
1. – Pendidik harus menguasai apa yang akan diajarkan
- Pendidik harus jad suri tauladan
- Pendidik harus dapat membaca keadaan anak didik
2. Ada dukungan dari peserta didik
3. Ada dukungan dari orang tua didik
4. Lingkungan / pergaulan yang baik
5. Makanan dan pakaian harus yang halal
6. Ada evaluasi
By. Faridah PGRA. A
Asalamualaikum wr wb
BalasHapusDengan Adanya Karya teori ini, insyaallah semua pendidik bisa memberikan pembelajaran yang layak bagi pelajar dan memberikan solusi terhadap masalah-masalah dalam pembelajaran.
Saya berterima kasih kepada Bapak yang telah mengenalkan sampai Mengajarkan Teori teori belajar yang insyaallah akan Bermanfaat bagi Pembaca.