MANAJEMEN PENGEMBANGAN SEKOLAH UNGGUL
1. Karakteristik Sekolah Unggul
Menurut penelitian UNESCO (2000; 169): Berjenjangnya masalah kualitas pendidikan di seluruh dunia adalah karena beragamnya kesempatan yang signifikan untuk meningkatkan cara manusia dan sumber-sumber material yang dikelola di sekolah juga sangat berbeda. Selain itu sekolah merupakan suatu lembaga sosial yang kompleks sehingga sekolah berjalan dalam konteks budaya dan politis yang sangat luas.
Sekolah merupakan titik utama dalam sistem pendidikan, di sinilah awal dan tempatnya rancangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam proses belajar mengajar.
Reform to improve quality should give appropriate weight too enabling schools to improve their own performance. (UNESCO 2000;169). Secara lebih terperinci dalam hal ini UNESCO mengusulkan bahwa:
1. The schools should be the focus of education change strategies
2. The process of education change are important
3. Schools should be part of and own attempts at educational reform
4. Real improvements require strong group dynamics teacher’s empowerments and capacity building.
5. Bottom up processes of education planning and curriculum developments are most effective
Selanjutnya UNESCO, berdasarkan hasil penelitian dan kajian di beberapa negara mengusulkan;
- Educational reform has to work at the level of school
- A multi agency approach should support schools
- System linkages should be wide and deep
- Reform itself is a learning process
- A strong vision of reform is needed
- A strong focus on classroom practice is needed
- Teachers are learner
- Commitment comes from empowerments
- Both local and central initiatives can work
- Parent and communities make difference
Karena itu reformasi pendidikan seharusnya berawal dan lebih difokuskan di tingkat sekolah, pembenahan sistem persekolahan harus dilakukan secara menyeluruh, komprehensif, terintegrasi dan menyentuh setiap kehidupan sekolah, dimulai dengan visi yang kuat yang menggunakan beragam pendekatan yang mendukung pembenahan di sekolah dimulai dari paradigma kemandirian sekolah untuk mengatur manajemen pengelolaannya sendiri, proses pembelajaran, sikap guru dari paradigma sebagai pengajar menjadi mitra yang sama belajar dan senantisa meningkatkan profesionalismenya, semua sektor kehidupan di sekolah terbentuk atas dasar musyawarah melalui komunikasi yang efektif dan pengambilan keputusan yang berdasarkan komitmen bersama, selain itu pemberdayaan serta kemitraan dengan orangtua siswa dan masyarakat tidak hanya bersifat seremonial akan tetapi benar-benar merupakan kerjasama yang padu dan saling memahami.
Mengingat pentingnya keberadaan sekolah dalam pembangunan dan pengembangan reformasi pendidikan secara global, maka selayaknya pengembangan dan peningkatan kualitas sekolah adalah suatu keniscayaan yang tak bisa ditunda-tunda lagi, model pengembangan sekolah dengan keragaman unggulan adalah salah satu hal yang bisa didorong untuk nantinya dijadikan model-model pengembangan, selain itu juga mendorong peningkatan kualitas sekolah dengan program Sekolah Berstandar Nasional dan Sekolah Berstandar Internasional.
Sekolah unggul yang merupakan terjemahan bebas dari “Effective School” adalah …...
An Effective School is a school that can, in measured student achievement terms, demonstrate the joint presence of quality and equity. Said another way, an Effective School is a school that can, in measured student achievement terms and reflective of its “learning for all” mission, demonstrate high overall levels of achievement and no gaps in the distribution of that achievement across major subsets of the student population.
(http://www. schoolparents.canberra.net.au/ effective_schools) Effective Schools Research And The Role Of Professional Learning Communities;
Menurut Terry McLaughlin, (2000;91): “Sekolah unggul adalah sekolah yang mampu membawa setiap siswa mencapai kemampuannya secara terukur dan mampu menunjukkan prestasinya tersebut”.
Definisi lain menurut (Handbook for Secondary School, 2002) Developing School Effectiveness, memberikan batasan tentang sekolah efektif yaitu:
Effective Schools correlates provide a framework for reform based on seven guiding principles, or correlates, derived from empirical investigations and case studies of school success. They describe the culture and learning climate of schools where students are achieving. The correlates have continually led schools, administrators, and teachers towards looking at ways to improve the culture of a school, and the achievement of its students.
Definisi tentang sekolah efektif seperti yang disampaikan Christopher Day and Alma Harris http;//www.ncsl org.uk/publication-az.cfm (2007) menyatakan kriteria tentang sekolah efektif sebagi berikut:
a. Kejelasan dan misi yang fokus (Clear and Focused Mission)
Di sekolah unggul adanya penekanan misi sekolah dengan jelas dimana semua warga sekolah memberi andil pemikiran tentang pemahaman dan komitmen pada tujuan pengajaran, prosedur penilaian, dan akuntabilitas.
1) Setiap warga sekolah mengetahui dengan jelas misi utama dari lembaga mereka
2) Proses pembelajaran siswa merupakan indikator utama dalam membuat keputusan
3) Standar pencapaian kurikulum sejalan dengan pencapaian kurikulum lokal
4) Program pengajaran difokuskan pada harapan peningkatan pencapaian siswa. Indikator performa ditetapkan dan dimusyawarahkan oleh semua warga sekolah.
Visi dan misi sekolah baik di SMA Al-Masoem maupun di SMA Plus Muthahhari merupakan penjabaran dari yayasan induknya. Yayasan Pendidikan Al-Masoem dengan filosofis Cageur Bageur, Pinter yang diturunkan dalam konsep membiasakan hidup disiplin, dan ditanamkan dalam setiap pembelajaran. SMA Plus Muthahhari dengan visi mempersiapkan SDM yang tangguh dalam menghadapi tantangan global dan penjabaran misi mengembangkan intelegensia, kreatifitas dan ahlak, yang diuraikan dalam wawasan almamater, bahwa setiap orang harus berusaha mendekati Allah SWT, dan menyerap asma-Nya yang tak terhingga. Dengan harapan setiap siswa yang ideal mencapai ketinggian dalam akhlak intelegensi dan kreatifitas untuk menjadi manusia kreatif berani berbeda dari kebanyakan orang dengan perbedaan yang produktif.
b. Ekspektasi yang tinggi untuk keberhasilan (High Expectations for Success)
Di sekolah efektif tercipta suasana optimisme dari semua staf dan warga sekolah, mereka percaya serta menunjukan bahwa semua peserta didik dapat mencapai tingkat penguasaan kompetensi dasar, selain itu semua staf sekolah bisa membantu mengarahkan siswa untuk menguasai kompetensi dasar tadi. Guru-guru memiliki kepercayaan bahwa semua peserta didik memiliki harapan untuk mencapai atau menguasai semua materi pembelajaran, dan ini tercermin dari sikap serta para guru dalam mengkomunikasikan semua ini pada peserta didik. Guru memberikan perhatian secara merata kepada seluruh peserta didik baik yang berkemampuan tinggi maupun mereka yang berkemampuan rendah.
Semua guru memberi kesempatan dan peluang kepada siswa berkemampuan rendah untuk mencapai sukses seperti peserta didik lain yang berkemampuan tinggi. Peserta didik dari kelompok ini pun tahu apa yang harus mereka kerjakan untuk mengejar ketertinggalan mereka. Semua guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menjadi pemimpin dan memiliki rasa tanggung jawab.
Dari sisi ini baik di SMA Al-Masoem maupun Muthahhari sejak pendaftaran siswa baru setiap siwa yang diterima sudah mendapat motivasi dan harga dirinya tumbuh kembali, memiliki harapan untuk berprestasi sebab dengan hanya memiliki nilai hasil ujian, yang berada pada batas kelulusan minimalpun mereka masih bisa diterima di kedua sekolah ini sepanjang memenuhi persyaratan yang bersifat khas dari kedua yayasan tersebut. Melalui proses pembelajaran yang menggali potensi dasar mereka dan iklim sekolah yang memungkinkan mereka memperbaiki diri dan mengembangkan kemampuan mereka ke tingkat maksimal, terbukti setelah tiga tahun di SMA mereka bisa lulus dengan nilai tinggi atau bahkan mereka juga memiliki kecakapan hidup seperti penguasaan bahasa asing, penguasaan di bidang seni musik atau di bidang olah raga.
c. Kepemimpinan Pendidikan (Instructional Leadership)
Di sekolah yang efektif, kepala sekolah adalah pemimpin yang mengarahkan pada proses pembelajaran yang berbagi kewenangan dalam memimpin dengan warga sekolah yang lain, dia adalah pemimpin dari pemimpin.
1) Kepala sekolah menekankan kepada semua warga sekolah lainnya bahwa tujuan utama dari sekolah adalah belajar.
2) Kepala Sekolah dan guru berperan aktif dan melibatkan semua warga pada setiap kegiatan sekolah. Karena merasa terlibat dan menjadi bagian penting dari sekolah semua warga senantiasa saling dukung serta memiliki dedikasi yang tinggi terhadap berjalannya misi sekolah.
3) Kepala Sekolah dan guru-guru menunjukan optimisme dan harapan yang tinggi pada siswa, staf dan semua warga sekolah.
4) Kepala sekolah dan guru berkolaborasi untuk meningkatkan dan memperkuat program-program pembelajaran dan terus melakukan monitoring perkembangan kemajuan peserta didik.
d. Monitoring berkala pada kemajuan siswa (Frequent Monitoring of Student Progress)
Di sekolah efektif, kemajuan akademis siswa diukur secara berkala. Dengan menggunakan beragam prosedur penilaian, kemudian hasil penilaian performa siswa digunakan ntuk mengembangkan performa individu siswa dan program pengajaran.
1) Data hasil prestasi capaian siswa menjadi arahan dalam prosedur dan program pembelajaran.
2) Data hasil ujian masuk, penyebaran kelas, pola pendaftaran dianalisa berdasarkan ras, gender, etnis dan status sosial ekonomi untuk mendeteksi perbedaan dalam berbagai hal dan untuk menjamin semua siswa bisa belajar dengan nyaman.
3) Hasil akhir performa siswa didiskusikan dengan semua guru dan disampaikan kepada orang tua. Pencapaian kompetensi siswa secara individu baik lokal maupun nasional dianalisa dengan cermat untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan program serta menetapkan capaian baru bagi kemajuan sekolah.
4) Ujian Norm-referenced dan atau pengujian otentik dirancang atau digunakan guru untuk menilai tingkat penguasaan tingkat kompetensi siswa.
e. Kesempatan untuk belajar dan siswa memiliki waktu untuk mengerjakan tugas (Opportunity to Learn and Student Time on Task)
Di sekolah efektif guru menyediakan waktu yang cukup signifikan untuk mengajarkan kecakapan yang esensil.
1) Alokasi waktu untuk pengajaran mata pelajaran tertentu mendapat perhatian khusus.
2) Guru mengurangi model pengajaran atau diskusi yang melenceng dari tujuan materi pembelajaran dan terarah pada tujuan pengajaran yang telah di tentukan.
3) Guru mengkomunikasikan dengan jelas tujuan dan kegunaan setiap materi pembelajaran.
4) Tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa dalam mencapai standar mencapai 80-85 % ini menunjukan tingkat produktivitas pembelajaran. Produktivitas ini ditunjang dengan proses monitoring guru kualitas belajar mereka proses remedial dan juga jenis pemberian tugas yang berbeda bagi siswa sesuai dengan kemampuan dan bakat mereka.
f. Lingkungan yang aman dan tertata (Safe and Orderly Environment)
Di sekolah efektif, hanya ada satu urusan yaitu keterurutan dalam arti iklim sekolah yang nyaman jauh dari rasa takut, ancaman, apalagi hukuman fisik. Suasana sangat nyaman dan kondusif untuk belajar mengajar.
1) Semua warga sekolah percaya dan sikap mereka menunjukan bahwa konsistensi hubungan staf satu dengan lainnya merupakan kunci dalam pembinaan iklim yang positif.
2) Seluruh staf sekolah menyadari kewajiban mereka dalam menjalankan tugas sepanjang waktu, mereka ada di sekolah.
3) Terasa adanya iklim yang positif bagi siswa, tingkah laku yang baik, prestasi, usaha dan kontribusi siswa mendapatkan pujian dan ganjaran dari sekolah.
4) Pemeliharaan interior, lingkungan, kebersihan dan perhatian pada administrasi serta menjaga penampilan sekolah menjadi hal yang sangat penting.
g. Hubungan Sekolah dan orang Tua Siswa (Home/School Relationship)
Di sekolah yang efektif, orang tua memahami dan mendukung misi sekolah dan diberi kesempatan memerankan tugas yang penting untuk membantu sekolah mewujudkan misinya.
1) Orang tua memiliki pengertian dan pemahaman yang jelas tentang tujuan sekolah dan standar kurikulum melalui komunikasi berkala.
2) Orang tua mendapat informasi bagaimana membantu anak-anak mereka di rumah.
3) Orang tua mendapat informasi yang lengkap tentang kemajuan anak mereka secara berkala termasuk hasil dan prestasi ujian mereka sertaan keberadaan anak apakah ada dalam kelompok baik atas ataupun bawah.
4) Beragam alat untuk komunikasi digunakan dengan orang tua seperti: buku panduan sekolah, buletin sekolah, buku catatan kegiatan di rumah, komunikasi dengan telepon, rapat dewan guru dengan orang tua, kunjungan ke rumah, pertemuan kelas, paket belajar di rumah dlsb.
Sementara Taylor (1990) yang dikutip dalam Akdon (2003;54) memberikan rumusan dan ciri serta indikator sekolah efektif seperti dalam tabel di bawah ini:
Ciri- ciri Sekolah Efektif menurut Tailor (1990)
dalam Akdon (2004)
Ciri-ciri
Indikator
Tujuan sekolah dinyatakan secara jelas dan spesifik
Tujuan Sekolah:
- Dinyatakan secara jelas digunakan untuk pengambilan keputusan
- Dipahami oleh guru, staf dan siswa.
- Pelaksanaan Kepemimpinan pendidikan yang kuat oleh kepala sekolah
Kepala Sekolah:
- bisa dengan mudah dihubungi
- bersikaf responsif kepada guru siswa dan staf
- Responsif terhadap permintaan orang tua dan masayrakaat
- melaksanakan kepemimpinan yang terfokus pada pembelajaran
- menjaga agar rasio antara guru dan siswa memenuhi rasio ideal
- Ekpekstasi Guru dan Warga sekolah tinggi
Guru dan Staff:
- yakin bahwa semua siswa bisa belajar dan berprestasi
- menekankan pada hasil akademis
- memandang guru sebagai penentu terpenting bagi keberhasilan siswa
- Ada kerja sama kemitraan antara sekolah orang tua dan masyaraka
- Senantiasa berkomunikasi secara efektif dengan orang tua
- memelihara jaringan dukungan orang tua
- orang tua dan masyarakat berbagi tanggung jawab untuk menegakan disiplin dan mempertahankan keberhasilan prestasi sekolah orang tua menghadiri acara-acara penting di sekolah
- Adanya iklim yang positif dan kondusif bagi siswa untuk belajar
Sekolah :
- Dipelihara dengan baik
- Bersih dan nyaman secara fisik
- Memberi penghargaan kepada yang berprestasi
- Memberi penguatan terhadap perilaku positif siswa
- Siswa: menaati aturan sekolah dan aturan lain yang berlaku
- Menjalankan tugas dan kewajiban dengan sadar dan tepat waktu
- Kemajuan siswa selalu dimonitor secara berkala
- Guru memberi tugas yang sesuai kepada siswa
- Guru memberikan umpan balik kepada kebutuhan siswa dalam pembelajaran
- Guru memberikan siswa kesempatan berpartisipasi di kelas secara optimal
- Guru menilai siswa dari berbagai segi dan kemampuan siswa
- menekankan kepada keberhasilan siswa dalam mencapai keterampilan aktivitas yang esensial
- Siswa melakukan hal yang terbaik untuk mencapai hasil belajar yang optimal, baik yang bersifat akademis maupun non akademis.
- Siswa memperoleh berbagai keterarampilan yang esensial
- Kepala sekolah menunjukan komitmen dalam mendukung program ketrampilan esensial.
- Guru mendapat bahan dan sarana yang memadai untuk mengajarkan keterampilan yang esensial
Pembahasan para pakar tentang sekolah efektif mengerucut pada identifikasi ciri dan karakter yang dapat membedakannya dengan sekolah yang lain. Sekalipun definisi sekolah efektif secara sepintas telah menggambarkan ciri-ciri yang harus ada dalam sekolah unggul, namun pengkajian secara khusus terhadap karakteristik sekolah efektif mutlak diperlukan. Hal ini mengingat efektifitas sekolah haruslah bisa diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang telah dirumuskan. Pengukuran efektifitas sekolah ini memerlukan identifikasi terhadap karakteristik sekolah efektif yang dijadikan indikator pencapaian.
School Effectivness in Developing Countries, sebuah rangkuman riset tentang sekolah efektif di negara-negara berkembang mengidentifikasi sembilan variabel sekolah efektif, yaitu kualitas guru, ketersediaan bahan dan buku, kurikulum, metode pembelajaran, ujian, fasilitas sekolah, organisasi sekolah, manajemen pendidikan, dan kemampuan mengajar. Sementara Martimore (2001; 18), yang dianggap sabagai penggagas dan peneliti sekolah efektif menginventarisir 11 karakter kunci sekolah efektif yang meliputi;
a. Profesional Leadership. Kepemimpinan adalah faktor kunci pertama untuk mencapai sekolah yang efektif.
b. Shared Vision and Goals. Karakteristik ini merujuk kepada rumusan visi dan tujuan yang jelas yang dijadikan panduan bagi komponen sekolah. Visi tersebut bukan hanya dirumuskan, tetapi juga disosialisasikan sehingga semua komponen sekolah mengetahui, memahami dan memberikan dukungan untuk pencapaiannya.
c. Learning Environment, yaitu lingkungan belajar yang kondusif.
d. Concentration on Teaching and Learning. Sekolah efektif memiliki fokus utama terhadap pengajaran dan pembelajaran. Dalam konteks ini waktu sekolah benar-benar dimaksimalkan untuk belajar dan pencapaian prestasi.
e. Purposeful Teaching. Karakter ini mencakup kejelasan target dan tujuan, pengorganisasian yang efisien, struktur pembelajaran, dan praktek pengajaran yang adaptif.
f. High Expectation. Adanya harapan yang tinggi dari masyarakat terhadap sekolah. Harapan ini seringkali memiliki korelasi dengan prestasi. Semakin tinggi harapan masyarakat terhadap sebuah sekolah, semakin efektif sekolah tersebut.
g. Positive Reinforcement. Sekolah efektif ditentukan juga oleh adanya iklim sekolah yang positif. Terkait hal ini sekolah membangkitkan percaya diri siswa, penguatan dari sekolah terhadap komponen sekolah. Penguatan dimaksud meliputi keteladanan, disiplin dan timbal balik.
h. Monitoring Progress. Sekolah efektif adalah sekolah yang selalu memonitor perkembangan yang dicapainya dari segala komponen. Monitoring ini mencakup performa siswa, kinerja guru dan juga manajemen sekolah.
i. Pupil Right dan Responsibilities. Pengakuan terhadap hak-hak siswa dan melibatkannya dalam tanggung jawab pencapaian tujuan sekolah, membangun partisipasi siswa dan memberikan ruang untuk melakukan kontrol terhadap sekolah.
j. Home-School Partnership. Kemitraan antara sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat menjadi faktor kunci berikutnya dari sekolah efektif.
k. Learning Organisation. Sekolah efektif adalah sebuah organisasi belajar. Faktor ini menunjuk kepada kesadaran guru dan staf sekolah untuk selalu belajar.
Selanjutnya kondisi efektivitas sekolah berdasarkan hasil penelitian dari Purkey dan Smith (1983), Levine dan Lezote (1990), Schreen (1992), Cotton (1995) dan Simmmon dan Mortimore (1995) dalam laporan global pendidikan untuk semua dari UNESCO (2007) ditunjukan dalam tabel di bawah ini:
Dari berbagai hasil penelitian tentang sekolah unggul di antaranya yang dikemukakan oleh; Purkey and Smith (1983), Levine and Lezotte (1990), Schereen (1992), Cotton (1995), Sammon dan Mortimore (1995), dapat disarikan komponen dan indikator sekolah unggul seperti di bawah ini:
1. Kepemimpinan yang Profesional
2. Visi dan Tujuan Bersama
3. Lingkungan Belajar
4. Konsentrasi pada Belajar-Mengajar
5. Harapan yang Tinggi
6. Penguatan/Pengayaan/Pemantapan yang Positif
7. Pemantauan Kemajuan
8. Hak dan Tanggung Jawab Peserta Didik
9. Pengajaran yang Penuh Makna
10. Organisasi Pembelajar
11. Kemitraan Keluarga-Sekolah
12. Menumbuhkan komitmen untuk mandiri.
13. Mengutamakan kepuasan ‘pelanggan’.
14. Menumbuhkan sikap responsive dan antisipatif.
15. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan tertib.
16. Menumbuhkan budaya mutu di lingkungan sekolah.
17. Menumbuhkan harapan prestasi tinggi.
18. Menumbuhkan kemauan untuk berubah.
19. Mengembangkan komunikasi yang baik.
20. Mewujudkan teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis.
21. Melaksanakan keterbukaan (tranparansi) manajemen.
22. Menetapkan secara jelas serta mewujudkan visi dan misi sekolah.
23. Melaksanakan pengelolaan tenaga kependidikan secara efektif.
24. Melaksanakan pengelolaan sumber belajar (learning resources) secara efektif.
25. Melaksanakan pengelolaan kegiatan kesiswaan
26. Meningkatkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat.
27. Menetapkan kerangka akuntabilitas yang kuat.
Proses pengelolaan manajerial dalam sekolah unggul merupakan hal yang penting karena itu komponen-komponen pengelolaan juga komponen-komponen lain dirinci menjadi seperti di bawah ini termasuk indikator sekolah efektif terjabarkan sebagai berikut.
1) Komponen Pengembangan Sekolah (School Development)
2) Komponen Kepemimpinan (Leadership
3) Komponen Komunikasi dan Pengambilan Keputusan (Communication and Decision making)
4) Komponen Manajemen personil (Personnel management)
5) Komponen manajemen kesiswaan (Student focused program and anagement)
6). Komponen kurikulum (Curriculum Management)
7). Komponen sumber (Resource Management)
8). Komponen orangtua dan masyarakat (parents and community)
9). Komponen Evaluasi dan Penilikan Ulang (Evaluation and Review)
DAFTAR PUSTAKA
Akdon,(2004). Pengaruh Implementasi Kebijakan Desentralisasi Pendidikan Melalui Kapabilitas Organisasi terhadap Kinerja manajemen Sekolah pada SDN Se-Kota Bandung. Bandung: UPI Disertasi Tidak Dipublikasikan,
Alan Cowling & Philip James. 1996 .The Essence of Personnel Management and Industrial Relations (terj. Xavier Quentin Pranata). Yogyakarta: ANDI.
Covey, Stephen R. The Seven Habits of Highly Effective People. New York: Fireside Books, Simon and Schuster, 1990.
Darling.Hammond. (1999). Teaching as the learning profession: Handbook of policy and practice. Jose Bass. www.bookfinder.com/author/linda-darling-hammond ·
Dewey, John. Democracy and Education chapter 7 dapat dilihat di http;//www.ilt. Columbia.edu/academic/text dewey/d.chapter7.html.
Furlong, C. & Monahan L. 2000. School Culture and Ethos. Dublin: Marino Institute of Education.
Giltow,HS,. and Lecomte, M.D. (1994), Total Quality management in Actions: Combines Deming Philosophy and Japanesse Management System, New Jersey; PTR Prentice Hall.
Girling R. Henriques. (1998). Education, Management and Participation; New Direction In Educational Admnistration. Boston. Allyn and Bacon
Hughes, R.L., Ginnet, R.C., & Curphy, G.J. (1994). Leadership: Enhancing the Lessons of Experience. Boston: McGraw-Hill Companies, Inc.
Jacues Delors et all. (1992). Learning the Treasure within; report to UNESCO of the International Commission on Education for the 21st Century. UNESCO Publishing.
Kreps, G.L. Organizational Communication Theory. New York: Longman.
Lezotte, L.W (1989). Effective Schools Research Model for Planned Change. Effective Schools Products, Limited. Michigan Okemos. July 1989.
Lincoln,Y.S. & Guba,E.G. (1985). Naturalistic Inquiry. Newyork; SAGE Publications, Inc.
Lipham, J. M. (1981). Effective principal, effective school. Reston, VA : National Association of Secondary School Principals.
Maslow A.H (1970). Motivation and Personality. (2nd ed). New York; Harper and Row. Tersedia www.alibris.com/search/books/qwork/ 4479958 .
Montanary, John.R, Daneke, Gregory.A and Becker, (1989) Strategic Management for the Public Sector: lesson from the Evolution of Private Sector Planning. New York and Basel: Marcel Decker.
Mortimore, P. (1993). School Effectiveness and the Management of Effective Learning and teaching. School Effectiveness and School Improvement; 4(4):290-310.
Mulford. W (1986). Indicator of School Effectifveness ACEA Monigraph Series. http://www.networkeddemocracy.com/www/pdf/12_heuristics.pdf
Peterm, Senge,(1990), The fifth Discipline: The art and Practice of The Learning Organization New York. Doubleday Currency.
Reynolds, D., Bollen, R., Creemers, B., et al. (1996). Making Good Schools: Linking School Effectiveness and School Improvement. London: Routledge.
Robert. L and Cawelty. G. (1984). High School Restructuring: A National Study. www.cehd.umn.edu/carei/ Blockscheduling/Resources Type1.html ·
Rosentholtz. S.J; Effective Schools Interpreting the Evidence” American Journal of Education, 93 (1985); 352-388.
Sowell, E.J. Casey, R.J 1982. Analyzing Educational Research. California: Wadsworth, Inc.
Starrats and Sergiovanni. (1996). The Supervisor's Educational Platform. Tersedia. www.andrews.edu/~jimjeff/EDAL570/ Sum02Chp5/intro.htm.
Stewart L. Tubbs., Sylvia Moss. (terjemahan). (2000). Human Communication. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Turney C.& Hatton, K Laws, K Sinclair and D Smith. (1992). The School Manager. Sidney; Allen & Unwin.
Turney, B (1973), Discipline in School, London; Wilmer Brother Limited
Uehara ,Takuro, (2001). Strategic Management for Public Administrator Research unit for Policy Sciences. http:/www.seisakukagaku.com)
Subhanalloh :-)
BalasHapusAlhamdulillah, , setelah membaca postingan" bpak, , sya mrasa sangat bersyukur, Belajar merupakan usaha sadar kita dari yang tidak tahu menjadi tahu dan prosesnya berlangsung seumur hidup, minal mahdi ilal lahdi, , bersyukur Alloh telah menganugrahkan kesempatan untuk terus menerus belajar ,,sem0ga Alloh Menambah ilmu kita semakin banyak dan dapat memanfaatkannya dan Allah menganugrahkan pemahaman Atasnya Aamiin Allohumma Aamiin. Terimakasih Wasalam Fauziah Ramdani PGRA semester 3
BalasHapus