19.10.00
18
VISI DAN MISI dalam Manajemen Strategis
Visi dan Misi dalam Manajemen Strategis Sepenggal kata bijaksana mengatakan, “if you don’t know where you’re going, any road will take you there”. Strategi yang tepat itu mungkin dalam pemahaman yang agak komparatif sebagai suatu alat yang akan membawa ke tempat tujuan. Karena itu, sebelum strategi diusulkan atau diimplementasikan, organisasi harus mengembangkan ide dan gagasan yang jelas kemana akan pergi dan mengapa? Bagaimana dikerjakan? Semuanya dimulai dengan visi akan kemana dan berada dimana organisasi di suatu saat di masa datang. 

Morrisey (1996), dalam Depdiknas (2001), medefinisikan Visi adalah: “Merupakan representasi dari keyakinan kita mengenai bagaimanakah seharusnya bentuk organisasi kita di masa depan dalam pandangan pelanggan, karyawan dan stakeholder penting lainnya”. 

Karenanya pentingnya seorang pimpinan mempunyai visi yang jelas juga ditekankan oleh Batten dalam Permadi (2000;98), bahwa seorang pemimpin yang ulet, tangguh dan mandiri harus memiliki dimensi seperti berikut: Dia harus memiliki visi dan strategi jelas, intuitif, fleksibel, luwes dalam mengkomunikasikan ide dan gagasannya, memiliki perilaku yang etis dan terpuji sesuai dengan aturan agama yang diyakinnya, memiliki dedikasi kerja yang luar biasa, komitmen terhadap apa yang telah diucapkan dan disepakati bersama, membangun kekuatan secara optimal dengan kinerja dan performa yang prima serta selalu punya harapan yang optimis. 

Sementara menurut Vincentt Gasperz (1999) dalam Depdiknas (2001;45), visi adalah: Penglihatan jauh ke depan dari manajemen serta merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai oleh perusahaan/organisasi di masa depan. Visi memberikan arah dan inspirasi kepada manajemen dalam proses pembuatan keputusan agar setiap keputusan yang dibuat itu berlandaskan pada visi organisasi serta memungkinkan untuk mencapai visi organisasi itu”. 

Pengertian yang tidak jauh berbeda dikemukakan pula oleh Mulyadi (1998;78), yang memberikan pengertian visi sebagai berikut: "Visi adalah kondisi yang akan diwujudkan di masa yang akan datang, yang menjanjikan kesejahteran bagi organisasi yang berkualitas bagi masyarakat. Dari pengertian di atas visi merupakan kristalisasi pemikiran yang melewati realita sekarang, cara memandang komprehensif jauh kedepan, melebihi batas ruang dan waktu serta tempat, yang didasarkan pada nilai-nilai filosofis yang mengakar dan keyakinan atau credo serta budaya posistif yang telah ada dan mengakar pada organisasi, sesuatu yang ingin kita wujudkan di masa datang yang belum pernah kita miliki sebelumnya. 

Suatu keadaan yang kita yakini akan membawa kita kedalam kehidupan yang lebih baik, namun betapapapun berkualitasnya pernyataan visi dan misi, bahkan ditulis dengan tinta emas sekalipun, hanyalah akan menjadi kata-kata yang tanpa makna bila tidak dikomunikasikan pada seluruh anggota organisasi atau warga sekolah. 

Karena itu visi yang baik adalah yang tersosialisasi dengan baik, sehingga betul-betul menjadi rujukan dan memberikan inspirasi bagi seluruh anggota sekolah dalam melakukan kegiatan organisasi dan menjalankan tugas dan kewajibannya. Sedangkan Suderajat (2003;32), memberikan pengertian yang lebih mendalam bahwa visi adalah merupakan interpretasi logis rasional dari makna keyakinan, rumusan visi mencakup dan meliputi nilai-nilai dan komitmen yang memberi pedoman sistem dan struktur. 

Lebih lanjut dia menyatakan bahwa visi merupakan rumusan fundamental dan aspirasi, serta merupakan source of power untuk menjalankan dan mengembangkan tujuan organisasi. Karena itu untuk dapat menjalankan visi yang telah disepakati bersama kepala sekolah harus dapat merumuskannya dalam misi atau dengan kata lain sebagai pernyataan tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang dapat diperoleh serta aspirasi dan cita-cita di masa depan. 

Beban berat sekolah akan menjadi lebih ringan apabila masing-masing komponen yang menggerakan sistem pendidikan memiliki visi yang sama dan saling berpartisipasi positif dalam setiap langkah pengembangan. Untuk meraih ciri khas dan mampu menarik minat masyarakat, pengelola sekolah perlu memiliki wawasan yang luas dalam menjabarkan sistem nilai pendidikan, menjadi suatu yang dibutuhkan dan memberi nilai plus bagi masyarakat pengguna sebagai salah satu stakeholder utama dalam rangkaian pendidikan. 

Potensi pertama yang harus digali oleh kepala sekolah beserta warga sekolah lainnya dalam memberdayakan potensi internal untuk merumusakn visi dan misi sekolah yang akan diimplemtasikan dalam strategi untuk mencapai tujuan dan menuju sekolah yang efektif adalah bagaimana memahami dan menggali serta mengkaji Core belief (filosofis) atau ada juga yang menyebutnya dengan istilah credo yaitu keyakinan tentang kebenaran bahwa visi dan kebenaran jalan yang dipilih untuk mewujudkan visi. 

Kebenaran bahwa visi yang telah dirumuskan menjanjikan kelangsungan hidup dan kesejahteraan bagi anggota organisasi. Perjalanan untuk mencapai visi, bukanlah perjalanan yang ringan, diperlukan energi yang cukup besar untuk mewujudkan visi tersebut. Energi tersebut hanya dapat digali dari dalam diri seluruh anggota organisasi melalui penanaman core belief tentang kebenaran visi yang akan diwujudkan dan kebenaran jalan (misi) untuk mewujudkan visi tersebut. Bagaimana mungkin para warga sekolah akan rela menyumbangkan tenaga dan fikirannya secara ikhlas dalam upaya mewujudkan visi tersebut kalau mereka tidak mempunyai keyakinan bahwa visi tersebut akan membawa sekolah kepada kehidupan yang lebih baik. 

Core belief ibarat bekal dalam perjalanan menuju suatu tempat, betapapun jelas dan indahnya tempat yang akan dituju, tetapi bila kita tidak mempunvai bekal yang cukup dalam perjalanan menuju tempat tersebut, niscaya akan sulit bagi kita meraih impian untuk mencapai tempat tersebut. Begitu juga halnya dengan upaya mencapai visi, diperlukan energi yang cukup besar untuk mencapainya. Energi tersebut adalah motivasi dari seluruh anggota organisasi yang bersumber dari core belief. Oleh karena itu core belief organisasi merupakan keyakinan umum yang perlu dimiliki oleh seluruh anggota organisasi untuk memicu dan mengerahkan energi seluruh anggota organisasi untuk mewujudkan visi organisasi melalui visi yang telah dipilih. 

Core value adalah nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh organisasi dalam perjalanan mewujudkan visi. Core value membentuk perilaku yang diharapkan dari anggota organisasi dalam perjalanan mewujudkan visi tersebut. Keberagaman latar belakang sosial, budaya dan pendidikan yang dimiliki anggota organisasi tentu akan membentuk sistem nilai yang berbeda-beda. Perbedaan sistem nilai tersebut dapat mempengaruhi kelancaran organisasi kemungkinan dapat menjadi sumber konflik dalam organisasi. Karena itulah perlu dibangun sistem nilai yang diyakini kebenarannya secara bersama oleh seluruh anggota organisasi. 

Dengan demikian tercipta persepsi yang sama tentang hal-hal yang berhubungan dengan baik, buruk, benar salah dan lain, sebagainya. Sehingga sistem nilai individu yang berbeda-beda dapat diikat dengan suatu sistem nilai organisasi yang disepakati bersama oleh seluruh anggota organisasi. Core value juga Core Belief sangat diperlukan dalam suatu organisasi sekolah untuk memberikan jiwa dalam setiap sistem manajemen yang digunakan dalam melaksanakan aktivitas organisasi. Hal itu dapat berfungsi sebagai rambu-rambu untuk menuntun setiap aktivitas baik individu maupun unit kerja agar tidak keluar dari ketentuan yang telah disepakti bersama. 

Hal ini juga dapat mengukur apakah suatu keputusan atau kebijakan telah diputuskan secara benar. Selanjutnya faktor atau potensi lingkungan internal yang dimiliki sekolah adalah Iklim dan Organisasi Sekolah. Sekolah adalah suatu lembaga yang komplek, unik dan sangat berbeda dari organisasi lain baik yang merupakan organisasi wara laba atau organisasi sosial lainnya, organisasi sekolah memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi, keterbukaan, kerjasama yang solid, memiliki akuntabilitas dan kredibilitas yang pada akhirnya akan menciptakan iklim sekolah yang sehat dan kondusif. 

Sekolah sebagai suatu sistem sosial interaktif yang dinamis, yang di dalamnya dan dalam interaksinya melibatkan banyak fihak baik untuk berkomunikasi, dan berkoordinasi yang membentuk kerangka konseptual yang berguna untuk memahami dan dan memodifikasi tujuan, peran, hubungan dan tingkah laku dalam sekolah. Salah satu indikator sekolah efektif adalah terciptanya iklim sekolah yang menyenangkan dan mempunyai fokus belajar yang tinggi, sedangkan Halpin & Croft, (1963), dalam Lipham and Rankin (1985;112), menyebutnya sebagai The Open Climate atau iklim yang terbuka hal ini dapat dilihat dengan hidupnya sistem organisasi dalam usahanya menuju pencapaian tujuan dan juga senantiasa memberi kepuasan atas kebutuhan kepada setiap warganya. 

Kepemimpinan terlihat sangat cair dan tidak kaku baik sebagai individu pemimpin maupun dia juga sebagai bagian dari kelompok yang dipimpinnya. Tiap anggota menyadari dan memahami akan posisi dan tugasnya. 
Dan karakteristik yang paling menonjol dari iklim ini adalah autentisiti atau keseriusan dalam arti bukan kepura-puraan atau bertingkah laku secara terpaksa yang terjadi pada diri setiap anggota. Iklim organisasi juga tidak terlepas dan sangat saling mempengaruhi dengan budaya organisasi yang dapat diartikan sebagai filosofis dan aturan dari permainan dari organisasi yang diberikan. 

Hal ini juga mencakup ideologi, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, harapan, sikap dan kebiasaan serta norma-norma yang mengikat organisasi secara keseluruhan dan hal ini disepakati bersama oleh seluruh anggota organisasi. Secara keseluruhan, elemen-elemen ini tertata secara ekplisit dan implisit menjadi konsensus dalam organisasi sebagai cara bagaimana untuk memecahkan masalah dan menjadi bahan penngkajian dan pertimbangan untuk mengambil keputusan. (Kilmann, Saxon dan Serpa, 1986) dalam Keith dan Girling (1991;143). 

DAFTAR PUSTAKA 

  • Batten, J.D. (1989) Though Minded Leadership, New York:American Management Association Cheng, Y. C. (1993). Profiles of organizational culture and effective schools. School Effectiveness and School Improvement, 4(2):85-110. 
  • Cook & Macaulay (1996). Perfect Empowerment (terjemahan) Jakarta; Gramedia. Davis, Gary A. & Thomas, Margaret A. (1989). Effective Schools and Effective Teachers. Massachusetts: Ally and Bacon. Day, Christopher and Alma Harris. (2007). 
  • Effective Schools Research http;//www.ncsl org.uk/publication-az.cfm . Departemen Pendidikan Nasional (2006), 
  • Pengembangan Budaya dan Iklim Pembelajaran di Sekolah. 
  • Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. Jakarta. Djohar, H. (2003). 
  • Pendidikan Strategik; Alternatif untuk Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta; LESFI. DuFour, R and Eaker R (1987). 
  • The Principal as a Leader: Two Major Responsibilities. NASSP Bulletin. Flippo,Eb. (1983). Personnal Management, New York; MCGraw-Hill International Book Company. Freire, Paulo. (1999). 
  • Politik Pendidikan, Kebudayaan dan Pembebasan Terjemahan. Agung Prihantoro dan Arif F. Yogyakarta: READ dan Pustaka Pelajar. Furlong, C. & Monahan L. 2000. School Culture and Ethos. Dublin: Marino Institute of Education. Harris, Philip R. 1998.
  •  The New Work Culture. Amherst: HRD Press. Hasibuan, (1996). Motivasi dalam Organisasi. Mandar Maju. Bandung. Johansson, R. (1993). System Modelling and Identification, New York: Prentice-Hall. International. Inc John P. Kotler. & James L. Heskett, (1998). 
  • Corporate Culture and Performance. (terj. Benyamin Molan). Jakarta: PT Prehalindo. Kinsler Kimberly & Gamble Mae. (2001). 
  • Reforming Schools. London; Continuum. Lerner, A.L. (1999). A Strategic Planning Primer for Higher Education. Northridge. California: College of Business Administration and Economics, California State University Lezotte, L.W (1989). 
  • Effective Schools Research Model for Planned Change. Effective Schools Products, Limited. Michigan Okemos. July 1989. Maslow A.H (1970). Motivation and Personality. (2nd ed). 
  • New York; Harper and Row. Tersedia www.alibris.com/search/books/qwork/ 4479958 . Mortimore, P. (1993). School Effectiveness and the Management of Nisyar. K dan Winardi (1997). Manajemen Strategik. Bandung. Mandar Maju. Purkey, S.C& Smith,M.S. (1983). 
  • Effective School: Interpreting The Evidence American Journal of Education, 83 (1983) 427-452. Sinclair, and Hatton (1988). The Motivation in School. Sidney; Allen & Unwin. Praktek Edisi Revisi V. Jakarta Rineka Cipta. Townsend, T. (1994). Effecting Schooling for the Communitty. London and New York, Routledge. Townsend, T. (1994). Goals for Effective School: the view from the field , School Effectivenes and School Improvements. Belfast Davod Fulton .inc

18 komentar:

  1. 5 kompetensi Pimpinan Sekolah
    1. Managerial
    2. Kepribadian
    3. Sosial
    4. Kewirausahaan
    5. Superviser
    Mohon penjelasan kompetensi managerial untuk lingkungan sekolah bagaimana?
    Karena memenej sekolah dengan memenej perusahaan tentu berbeda outputnya, tetutama memenej PPDB bagi sekolah yang belum memiliki nilai jual dan unggulan...
    mohon penjelasannya...
    hatur nuhun...
    Barokalloohufiik
    Drs. Tedy Sutandy

    BalasHapus
  2. 5 kompetensi Pimpinan Sekolah
    1. Managerial
    2. Kepribadian
    3. Sosial
    4. Kewirausahaan
    5. Superviser
    Mohon penjelasan kompetensi managerial untuk lingkungan sekolah bagaimana?
    Karena memenej sekolah dengan memenej perusahaan tentu berbeda outputnya, tetutama memenej PPDB bagi sekolah yang belum memiliki nilai jual dan unggulan...
    mohon penjelasannya...
    hatur nuhun...
    Barokalloohufiik
    Drs. Tedy Sutandy

    BalasHapus
  3. wslam pak eful tentu saja menegelola sekolah dengan perusahaan berbeda, namun konsep dan esensi kepemimpinan dimana pun sama, paling tidak kepribadian, atau sikap dasaranya, akuntabel, amanah, tranparan, komunikatif, kerja sama, inovatif, kreatif, visioner. supaya lebih lengkap baca saja dalam kepemim[pinan kepala sekolahu dioerk
    Untuk PPDB bagi sekolh baru diperlukan usaha yang lebih keras yang pertama tentu .. penyeberan informasi tentang lenbaga kita dengan berbagai fsasilitas dan keunggulannnya ini bisa dilakuakan dg, media on line. media tatap seperti spanduk.. dsb. kedua dengan bebrbagai kegiatan sosialisi ke sekolah yang akan jadi stakeholder kita. kalo smp ya ke SD, mengadakan semacam kegatan seni olah raga atau keg sosial lainnya agar masarakat tahu tentang keberadaan kita. bahwa lembaga kita layak dan terpercaya, memang memerlukan process dan perjuangan

    BalasHapus
  4. Syukron..
    terimakasih pa ilmumya, semoga berkah.
    Insysaalloh..
    hatur nuhun
    Barokallohufiik

    BalasHapus
  5. Syukron..
    terimakasih pa ilmumya, semoga berkah.
    Insysaalloh..
    hatur nuhun
    Barokallohufiik

    BalasHapus
  6. Syukron..
    terimakasih pa ilmumya, semoga berkah.
    Insysaalloh..
    hatur nuhun
    Barokallohufiik

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Visi dan misi sekolah atw perusahaan bisa di capai dgn brbagai cara slah stunya dgn mningkatkan kualitas diri dan pmbenahan diri.krn kita lemah di penerapan prosedur tdak ssuai dgn sistem plaksanaan.mulai lah dr diri kita untuj slnjutnya bisa mncapai krja sama solid,kinerja baik,serta fokus pada target yang akan di capai.
    Krn sesuatu yang besar di mulai dari yang sderhana dan bgaimana bisa ssuatu yg bsar bisa di capai klau yg sderhana saja belum bisa di benahi.htur nhun

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Iya pak,memang sangat penting sekali visi dan misi itu,terkadang seorang pemimpin jarang memperhatikan apa yang direncanakan sebelumnya,dan pada akhirnya tidak sesuai dengan apa yang telah di rencanakan.

    BalasHapus
  11. Dalam rangka mencapai visi, maka harus ada sinergitas di antara komponen manajemen. Seperti peribahasa Sunda yang mengatakan, haruslah "Sareundeuk saigel, sabobot sapihanean". Tetapi ini sepertinya sulit sekali untuk terwujud. Mohon solusinya, Pak!. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul pa kasum. dalam mencapai visi organisasi yang telah ditetapkan. menetapkan misi yangakan diaksanakan untuk meraih visi serta strategi yang kan dijalankan. diperlukan kbersamaan dari semua warga sekolah. hal ini bisa dicapai pertama pemimpin atau kepala sekolah yang memeiliki sikap wawasan yang luas sehigga bisa mengerakan semua komponen di sekolah. tidak aada yang sulit jika semua memeiiki rasa dan kecintaan ruh profesionalisme yang tinggi. semua punya keinginan untuk lebih baik.. syaratnya, pemimpin yang amanah. jujur, warga sekolahnya mendukung dan bekerjasama. memualinya semua menyadari akan tugas dan fungsinya. muali dari musyawaroh untuk melangkah . bis,illah

      Hapus
  12. dalam sebuah lembaga pendidikan ada vixi dan misi, apakah visi dan misi itu bersifat permanen dan tidak dapat di rubah atau bisa di sesuaikan sesuai dengan lingkungan lembaga tersebut? mohon penjelasanya pak terimakasih!

    BalasHapus
  13. Pa mohon penjelasannya.. Apakah visi dan misi menjadi suatu Syarat bagi berdirinya lembaga pendidikan itu sendiri atau menjadi Dasar berdirinya lembaga pendidikan itu sendiri?

    BalasHapus
  14. Pa mohon penjelasannya.. Apakah visi dan misi menjadi suatu Syarat bagi berdirinya lembaga pendidikan itu sendiri atau menjadi Dasar berdirinya lembaga pendidikan itu sendiri?

    BalasHapus
  15. Pa mohon penjelasannya.. Apakah visi dan misi menjadi suatu Syarat bagi berdirinya lembaga pendidikan itu sendiri atau menjadi Dasar berdirinya lembaga pendidikan itu sendiri?

    BalasHapus
  16. wslam berdirinya suatu lembaga, atau oraganisasi pasti mempunyai tujuan untuk apa lembaga itu didirikan. tentu saja visi merupakan dasar dan syarat sekaligus untuk apa lembagaberdiri, mau dibwa kemana.. dengan cara bagaimana. sehingga siapapaun yang memeimpin lembaga tersebut dai sudah tahu arah lembag tersebut.

    BalasHapus
  17. betul kata teh may mulailah dari hal terkecil untuk perubahan terbesar . jangankan untuk sekolah untuk hidup kita saja butuh visi dan misi agar tujuan hidup kita terarah dan tercapai

    BalasHapus